Landasan, Pola Pendidikan dan Kurikulum

DASAR UTAMA DARI AL QUR-AN

Sebenarnya perjalanan manusia dalam kehidupannya sebagai makhluq sosial berdasarkan Sunnatullah, disadari atau tidak disadari, Allah telah memberi bawaan dari lahir berupa refleksi yang setiap saat ada pengaruh dari keadaan lingkungan akan keluar dengan sendirinya,yaitu Simbiose Mutualistik dan Mutual Servis. Karena secara manusiawi setiap diri seseorang telah disempurnakan Allah dengan kemampuan-kemampuan,yaitu mengenal dengan panca inderanya (:Mudrik), menggerakkan tubuh (:Muharik), dan berdaya guna kepentingan masyarakat dan generasi (:Muatsir); Karena itu Allah menetapkan melalui firmanNya dalam al Qur-an Surah Al Anbiya 105-107 [qa105-107s21], yaitu:

“Dan sungguh Kami tuliskan dalam Zabur dari sesudah Adz-Dzikr(-yaitu di Lauhin Mahfudz dan dalam Taurat-), bahwa bumi ini akan mewarisinya yaitu hamba-hambaKu yang sama shalih”;”Sesungguhnya dalam (al Qur-an) ini niscaya suatu penyampaiaan (yang sempurna) bagi kaum yang mengabdi “;”Dan tidaklah Kami mengutus kamu(Muhammad) melainkan rahmat bagi seluruh makhluq”.-

Dengan ayat tersebut jelas bahwa Al Qur-an itu muthlaq sebagai pedoman dalam melaksanakan dimensi-dimensi pengabdian. Karena pada dasarnya manusia itu tidak berkeberadaan sama sekali,kemudian Allah perintahkan UtusanNya sebagai pembawa RisalahNya untuk menyampaikan khabar gembira dan ancamanNya,kemudian Utusan tersebut memandukan segala aturan-aturanNya dalam menepati dimensi-dimensi pengabdian. Maka berarti bagi hamba Allah yang beriman berkewajiban untuk menggelar al Qur-an atas ummat manusia secara keseluruhan dalam rangka mendidik,mengajar  berbagai Ilmu yang bermanfaat bagi kehidupan ummat manusia, kemudian membudi dayakan Ilmu tersebut kedalam terapan, sehingga ummat manusia akan memperoleh berbagai pengembangan dalam kehidupan dunia ini tanpa harus berhadapan dengan kekuatan alam yang dahsyat. Hal ini tergantung kepada manusianya, sebagaimana difirmankanNya dalam surah Al Maidah 66, yaitu: 

Dan(ketahuilah) kalau bahwa mereka menegakkan Hukum Taurat dan Injil dan segala yang diturunkan kepada mereka dari Robb mereka, niscaya mereka mendapat jaminan mewah dari atas mereka dan dari bawah kaki mereka.(Tetapi kenyataan keadaan mereka)dari antara mereka termasuk golongan muqtasid dan  kebanyakan dari mereka  jahat apa yang mereka kerjakan”.-

Dengan ayat tersebut merupakan bukti bahwa pada intinya  sangat sedikit sekali mereka yang termasuk dalam wilayah “sabiq bil khoirot”[qa32s35=fathir],dan dalam kenyataannya dari kalangan mereka yang beriman kebanyakan tidak bernyali bagi menegakkan Hukum Allah ditengah masyarakat yang serba plural yang dalam istilah lain disebut Islam Moderat. Sedangkan golongan terbesar adalah orang-orang yang tidak beriman yang hanya mengandalkan logika dan tidak pernah mau tahu terhadap Akherat, maka mereka itu disebut Hedonisme dan Logika [qa27s76=ad dahr]; Maka betapa penting keberadaan Program pendidikan melalui kepesantrenan dalam skala internasional dan men-DUNIA.- 


PANDANG POLA PENDIDIKAN PESANTREN BERSKALA MENDUNIA

Dengan tanpa mengabaikan tentang kenyataan bahwa pandangan terhadap lingkungan akan terbagi menjadi dua skala, yaitu nasional dan internasional. Karenanya sebagai tapakan awal Lembaga Pendidikan dan Keilmuan dalam Pesantren-Pesantren Islam yang masih lumpuh,dan ini juga termasuk Lembaga Pendidik an Umum, harus diupayakan untuk dapat menjawab berbagai perkembangan dan tantangan serta tuntutan-tuntutannya. Maka diperlukan sumber daya manusia yang memang benar-benar handal dalam menghadapi berbagai masalah tersebut.

Dalam hal ini sebagian ummat Islam masih menterlantarkan pujian-pujian dalam Al Qur-an,disebabkan sebagian dari para Da’inya masih kurang peka terhadap keadaan, karena cara pemahaman mereka terhadap Al Qur-an hanya sebatas tekstual. Oleh karenanya penting memahami profil Lembaga Pendidikan Pesantren berskala Internasional, antara lain:
  1. Dalam upayanya harus mempunyai sasaran yang jelas yaitu agar misi yang diemban harus terkait erat dengan kenyataan perkembangan keadaan masyarakat secara nasional dan internasional, sehingga dengan itu dalam metode ramuannya sebagai langkah awal dapat memanfaatkan “Perilaku yang terkandung dalam Panca Sila” dalam kepentingan memunculkan ide-ide panduan. Hal ini membutuhkan penjelasan yang bersifat khusus, karena apapun keadaannya hal tersebut merupakan produk dan peninggalan Ummat Islam.Proses ini sangat keterkaitan erat dengan peristiwa Perjnjian Hudaibiyah dan pengerahan Rsulullah saw dalam menghadapi Tabuk sebagai pra perjalanan menuju Futuh Makkatul Mukarramah.-
  2. Dalam kenyataan kondisi sumber daya ummat secara nasional ternyata mengalami keterbelakang- an ganda,yaitu keterbelakangan dalam konteks bangsa dan dalam konteks global. Dan hal tersebut akan berakibat fatal manakala gong AFTA dipukul pada tahun 2020 yaitu suatu keadaan yang bisa memarjinalkan bangsa Indonesia akibat liberasisasi ekonomi Asia Pasifik. Dalam menghadapi hal demikian, selama difaham secara logika maka tidak ada jalan lain kecuali dibutuhkan kemampuan daya saing dalam percaturan global tersebut, maka berarti akan mencapai hasil yang relatif sangat kecil bila dihubungkan dengan kenyataan yaitu berupa peningkatan berbagai kasus yang disengajakan oleh bangsa-bangsa Barat yang bertujuan untuk mengadakan tekanan-tekanan terhadap upaya pengembangan bangsa Indonesia.Akan tetapi bila ditelaah secara seksama berdasarkan petunjuk Al Qur-an,maka jalan mengatasi kondisi tersebut harus dilaksanakan pembinaan sumber daya manusianya, yang meliputi aspek keulamaan, aspek keintellekkan, aspek pengembangan, dan aspek menejemen organisatorik.-
  3. Muslim adalah sebagai Subject, dengan demikian maka berarti Manusia sebagai sasaran utamanya dalam keterkaitan masalah pendidikan tersebut, dan hal ini merupakan tujuan yang dibangun. Dengan demikian akan memberi nilai tambah insani dalam memberikan makna tentang hubungan antar bangsa-bangsa didunia. Sedangkan masalah Ekonomi dan Teknologi itu sekedar bertujuan untuk mengantar kepada kenyataan yang bersifat Islami.-
Dengan penjelasan tersebut maka akan memberikan makna terhadap Difinisi Pendidikan Skala Internasional itu sendiri, yaitu upaya menanamkan, menumbuhkan dan menyuburkan serta mengembang-kan makna Pengabdian Tiga Dimensi secara proporsional; Maka dengan definisi tersebut akan berarti bahwa Pendidikan menuntut kemampuan dalam mengantisipasi berbagai perubahan dalam kehidupan masyarakat diberbagai bangsa, dan termasuk masalah peradaban.-
Dalam pembeberannya, masalah Pendidikan yang berskala Internasional tersebut harus merpersiapkan diri dalam menghadapi beberapa tantangan,antara lain:
  1. Tantangan tentang kemampuan untuk menghadapi berbagai perubahan masa depan; Menghadapi hal tersebut adalah bukan tidak mungkin apabila dihadapkan dengan berbagai kemajuan dunia ilmu dan teknologi, disadari atau tidak secara pasti akan menguras pemusatan perhatian terhadap proses tadabbur Al Qur-an dan menyempurnakan kembali pemahaman terhadap Al Hadits Shahih, sehingga dapat kelihatan bukti Kebenaran bahwa Al Qur-an dan Al Hadits Shahih adalah pengendalai utama bagi perjalanan kiprah ummat manusia disegala zaman sampai akhir zaman.-
  2. Tantangan dibidang kemampuan untuk menghasilkan para lulusan yang berkwalitas; Dalam hal ini adalah bertujuan untuk memperkuat dalam upayanya menjadi Muttabi’ur rasul,sehingga program kemanusiaan senantiasa menjadi program unggulan, dalam rangka membangun Khilafah diseluruh bangsa-bangsa didunia ini sesuai dengan kehendak petunjuk dan janji Allah.-
  3. Tantangan dalam hal upaya sehingga apapun dan betapapun keadaan yang mungkin merupakan medan yang sangat berat ditengah-tengah gejolak perubahan dan globalisasi, namun wajib mengaktualisasikan misi Islam, karena hal tersebut adalah bagian daripada jihad yang sangat mulia.-
  4. Tantangan berupa upaya pelestarian yang didalamnya menuntut kemampuan keberhati-hatian dan kerapian dalam memproses agar benar-benar berlandaskan kepada Al Qur-an dan Al Hadits yang Shahih. Karena apapun alasannya maka secara nurani ummat manusia sedunia mendambakan buah bukti dari makna Islam adalah pemersatu dan membawa kepada Rahmatan lil ‘Alamin.-
Untuk selanjutnya yang menjadi dambaan ummat pada umumnya dan khususnya Dunia Islam adalah lahirnya tokoh-tokoh dunia yang berkwalitas, kokoh dan kuat dalam berpedoman kepada Al Qur-an dan Al Hadits Shahih, sehingga dalam mengadakan pendidikan pesantren yang berskala internasional harus dapat mengupayakan bagi terwujud generasi yang berkemampuan dalam penguasaan dan pengembangan terhadap ilmu/ bidang-bidang keilmuan. Kemudian berkemampuan secara profesional dalam mengentaskan kepada realitas kehidupan maasyarakat diseluruh bangsa-bangsa didunia, terutama dalam hal wawasan dan  perilaku serta ilmu terapan; Maka dengan demikin akan berkemampuan membawa pengaruh terhadap ummat dalam segala kiprah kerja yang bersifat konstruktif bagi kemanusiaan.-
Al Qur-an sendiri telah  menyediakan bimbingan dan panduan serta petunjuk yang sangat sempurna dengan ayat-ayatnya yang meliputi Insaniyyah(masalah perilaku), Kauniyyah (masalah rahasia sumber daya alam), Tarikhiyyah (masalah sejarah manusia dan kemanusiaan),dan Taqorrub/Ubudiyyah (masalah hubungan dan  pendekatan kepada Allah Yang Pencipta). Dan bahkan lebih dari itu,sehingga dalam Al Qur-an telah Allah tetapkan didalamnya berisikan liputan Tingkatan Ilmu, yaitu Tingkatan  Ekzak, Tingkatan Abstrak, Tingkatan Relatif Abstrak, dan Tingkatan Absolut Abstrak.-
Dengan demikian maka sudah semestinya akan merupakan kewajiban bagi setiap Muslim mempunyai rasa terpanggil dan dituntut keikut sertaannya dalam membangun Pendidikan Kepesantrenan yang berskala Dunia. Karena mengingat petunjuk Allah bagi mendukung ketetapan Sunnatullah tentang keberadaan masyarakat manusia yang berbangsa-bangsa dan berqabilah-qabilah,sehingga masalah Kemanusiaan adalah sebagai topik utama Al Qur-an [qa13s49=al Hujurat],antara lain:
01.   Allah telah menetapkan bahwa Ummat Mukminin adalah sebagai “Khoiro Ummah”, sebagaimana difirmankan dalam Surah Ali Imron 110,yaitu:

“Keberadaan kamu sekalian (Ummat Mukminin) adalah sebaik-baik ummat yang dengan sengaja dikeluarkan kepada ummat manusia karena kamu sekalian senantiasa melaksanakan amar bil ma’ruf dan nahyu ‘anil munkar dan beriman dengan Allah. Dan kalaulah Ahli Kitan itu mau beriman niscaya adalah baik bagi mereka,(tetapi dalam kenyataannya) dari antara mereka (menjadi)orang-orang Mukmin dan kebanyakan mereka adalah orang-orang fasiq”.-

Secara maknawi ayat tersebut memberikan ketegasan bahwa Mukmin itu adalah sebagai manusia subject, artinya pemimpin asli atau informal leader atau indigenous leader,yang didalam bahasa Hadits maka Rasulullah menyebutkan dengan istilah “Ra’un” yang mempunyai tugas dan tanggung jawab keummatan untuk menegakkan kemanusiaan yang utuh.-
02. Dalam upaya keummatan melaksanakan pengkondisian terhadap generasi melalui berbagai bimbingan menuju perwujudan nilai kemanusiaan dalam pengertian peradaban yang benar, membawa dan memindahkan ummat dari kegelapan kepada cahaya iman yang terang benderang, kemudian membuka kemajuan dunia. Kesemuanya tersebut dilakukan secara bersamaan dengan berdasarkan al Qur-an dan al-Hadits Shahih. Sebagaimana difirmankan dalam al Qur-an Surah Fushilat 34-35,yaitu: 


              
“Dan tidak akan pernah sama derajat kebaikan itu dan tidak pula dengan derajat kejahatan, tolak lah (derjat kejahatan itu) dengan yang lebih baik.Maka tiba-tiba yang diantaramu dan diantaranya ada permusuhan,akan menjadi seolah-olah seperti sahabat yang akrab”;”Dan tiadalah akan ada sifat (demikian)itu melainkan pada orang-orang yang shabar, dan tiadalah akan ada sifat (demikian)itu melainkan orang yang mempunyai keberuntungan yang besar”.-

Hal tersebut sangat penting, dikarenakan untuk menghadapi kafirin yang berada pada kondisi yang disebut krisis manusia modern, yang dapat mengancam nilai kemanusiaan, sebagai akibat daripada kegoncangan jiwa dan kekosongan ‘aqidah. Ini akan terbukti dalam menghadapi apa yang disebut Era Globalisasi, bahwa Globalisasi adalah suatu proses interaksi yang mendunia yang muncul akibat terjadinya revolusi Ip-Tek yang senantiasa mengalami perkembangan, sehingga akan merupakan era-competitive dalam seluruh bidang kehidupan yang disertai dengan tingkat persaingan yang tinggi.Dan secara kenyataan akan membuat setiap individu dapat berkomunikasi dan berinteraksi secara relatif bebas; Maka ayat tersebut menuntut kecermatan dalam mentelaah secara Kaidah Ilmu Al Qur-an agar dapat menciptakan suatu ilmu pengetahuan yang menjadi dasar utama bagi menyempurnakan beberapa cabang Ilmu termasuk Ilmu Komunikaasi.-
Maka dengan Pola Pendidikan Pesantren yang berskala Internasional tersebut akan merupakan dapur pemi-kiran dalam kepentingan sebagai pusat kajian terhadap Al Islam, Pengetahuan, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi,Ummat serta Generasi. Untuk selanjutnya akan melahirkan para ‘Ulama Intellect dan Intellectual ‘Ulama atau yang diperkenalkan oleh Al Qur-an sebagai Al’Ulama dan Ahli Dzikir yang memiliki kematangan intellectual (:Intellectual Maturity) dan kepribadian yang utuh (:Personality Organization), yang akan bertindak sebagai pemandu masyarakat dunia.-
Hal tersebut sangat beralasan mengingat bahwa Al Qur-an mengajarkan dalam Surah Ali Imron 68:

            
“Sesungguhnya yang paling utama dari kalangan manusia dengan Ibrahim adalah orang-orang yang mengikutinya dan Nabi(Muhammad)ini dan orang-orang yang beriman. Dan Allah itu pelindung orang-orang Mukminin”. 

TENTANG KURIKULUM

Dalam pembuatan suatu rencana umum yang berkaitan dengan bahan-bahan yang bersifat khusus tentang pelajaran yang akan disajikan untuk mengantar dan memberi pembekalan kepada santri sehingga mereka akan mendapatkan tanda bukti lulus atau sempurna sebagai santri berupa certificaat untuk memperoleh kemampuan dalam berbagai kepentingan ummat sesuai dengan petunjuk dan tuntutan Islam. Karena itu harus meliputi “intra-curriculair dan extra-curriculair”.


Yang perlu dikatahui bahwa program kurikulum yang ditetapkan dalam pesantren tersebut harus ada saling keterkaitan,disebabkan bertujuan untuk mencetak informal-leader yang dalam Al Hadits disebut”Ra’un”, dalam suatu perencanaan core-curriculum,yaitu satu kelompok mata pelajaran dijadikan sebagai pusat atau core dan akan membangun rasa ketergantungan dengan yang tersebut.-
Sebenarnya Curriculum yang berarti “Jalan”, yang penyajiannya adalah untuk mengantar bagi pembinaan yang berhujung kepentingan karier hidup,oleh karena itu dalam Pendidikan Pesantren yang berskala Internasional disamping masalah keilmuan maka diperlukan faktor-faktor lain yang dapat mendukung bagi pembangunan SDM yang utuh paripurna dan berdaya guna dalam berbagai kepentingan terkait dengan masalah keummatan yang dilandasi dengan Ad-Din Al Kholish,agar tidak mengambil selainnya apapun alasannya, karena masalah Pendidikan akan dipertanggung jawabkan dihadapan Robb. Sebagaimana dituntunkan Al Qur-an Surah Az Zumar 3, yaitu:


“Ketahuilah! Kepunyaan Allah adalah Ad-Din yang suci-bersih, dan orang-orang yang mengambil dari selainnya sebagai pelindung sambil berkata:”Tiadalah kami mengabdi kepada mereka melainkan untuk akan mendekatkan kami kepada Allah secara sangat dekat”. Sesungguhnya Allah akan menghukumkan diantara mereka tentang apa yang mereka perselisihkan. Sesungguhnya Allah tidak akan memimpin siapapun yang dia sebagai pendusta,ingkar”.-  

Ayat tersebut diambil bagian sudut diantara jurusannya, adalah masalah program pendidikan, karena Allah telah memberikan petunjukNya, antara lain:
  1. Dalam Surah An Nisa 9,yaitu:
“Dan hendaklah khawatir orang-orang yang sekiranya mereka meninggalkan dibelakang mereka  generasi yang lemah. Mereka takut atas (generasi) mereka, maka hendaklah bertaqwa kepada Allah dan berbicaralah dengan pembicaraan yang benar”.-

  1. Dalam Surah Maryam 5-6,nabi Zakaria menyampaikan keprihatinannya terhadap generasi dan pernyataannya diterangkan dalam ayait tersebut,yaitu:
 
“Dan sesungguhnya aku khawatir keluargaku dibelakangku, dan istriku adalah mandul, maka berilah kepadaku dari sisiMu seorang pengurus”;”Yang akan mewarisiku dan bisa mewarisi keluarga Ya’qub, dan jadikanlah dia ya Robb, seorang yang diredloi”.-
Dengan demikian maka berarti betapa penting tentang keberadaan kurikulum yang rapi baik dan benar, sehingga dengan itu akan berarti telah mempersiapkan metode pendidikan secara memadai.-