Peresmian Ma'had eL Islamiy

Ustadz Muhammad Bardan Kindarto menyerahkan SK Mudir Ma'had kepada Ustadz Noviandi dalam acara Pembukaan Ma'had, pada hari Sabtu, tanggal 1 Muharam 1433 / 26 November 2011

Ustadz Muhammad Bardan Kindarto (Pembina)

Didampingi Ustadz Wahadi (Ketua Umum) pada Pembukaan Ma'had eL Islamiy " 'Aqu-lu eL Muqoffa", Sabtu 1 Muharam 1433 H

Para Santri pada acara pembukaan

Pembukaan Ma'had el Islamiy " 'Aqu-lu el Muqoffa" pada Hari Sabtu, tanggal 1 Muharram 1433 H di Auditorium Yayasan AKUIS Pusat

Hari Pertama didalam kelas

Santriwan yang sedang konsentrasi mendengar pengarahan hari pertama mereka didalam kelas

Pembukaan dan Peresmian Ma'had

Sabtu, 1 Muharam 1433 / 26 November 2012 di Gedung Auditorium Yayasan AKUIS Pusat diresmikan Ma'had eL Islamiy " 'Aqu-lu eL Muqoffa

Gedung Ma'had yang tampak kokoh

Gedung Ma'had dalam komplek Yayasan AKUIS Pusat yang terletak dipinggir Jalan Raya Palembang-Betung Km.14 dari Palembang

MASJID eL MUQOFFA

Masjid eL Muqoffa dengan dua lantai yang senantiasa dipenuhi dengan aktifitas ibadah, sholat berjama'ah, kuliah subuh, aktifitas santri dan lainnya.

GEDUNG MA'HAD

Gedung Ma'had dengan dua lantai sebagai wadah aktifitas belajar dan mengajar.

Selasa, 23 April 2013

Edisi II Buletin eL-Muqoffa



Assamu ‘alaikum wr.wb. 
Alhamdulillah, teriring shalawat dan salam kepada Rasulullah SAW, kami memanjatkan syukur kehadirat Allah dapat kembali menyapa pembaca dengan diterbitkannya Buletin el-Muqoffa edisi II, Jumadil Akhir 1434 H. Sesuai dengan misinya sebagai media dakwah, silaturahim, dan informasi bagi Umat Islam.
Untuk lebih melengkapi informasi, maka kami menambah isi berita dan kajian pada edisi kali ini menjadi 32 halaman. Berita seputar Pembinaan Dinul Islam yang dilaksanakan di beberapa tempat baik di daerah atau di Kota Palembang juga kami sampaikan secara ringkas dengan disertai gambar-gambarnya dengan melibatkan ikhwan setempat sebagai tim liputan.
Selain itu reporter kami juga mewancarai beberapa ikhwan pengurus Yayasan sebagai bentuk ta'aruf antar Jamaah Khususnya. Adapun head line yang kami angkat adalah Musyawarah Pleno Pengurus Pusat Yayasan AKUIS, yang berlangsung Sabtu, 30 Maret 2013 yang lalu yang diikuti langsung oleh Pemred eL-Muqoffa, Jaka Imanudin. Tujuannya untuk intiqodiyah, yaitu evaluasi dan pemantapan langkah Jihad ke depan di lapangan Dakwah dan Pendidikan Kepesantrenan, insya’ Allah.
Kami mengajak segenap pembaca untuk menikmati sajian sederhana ini. Kritik, saran dan dukungan sangat kami tunggu untuk peningkatan kualitas muatannya.-
Wassamu ‘alaikum wr.wb.

Sabtu, 20 April 2013

Amanah Allah atas RasulNya


Amanah Allah atas RasulNya yang harus dipahami, ada dua bentuk amanah, yaitu “Sistem beribadah kepada Allah” dan “Sistem hukum bagi manusia”. Adapun penjelasan tentang dua perkara di atas adalah sebagai berikut :

1. Amanah berupa Sistem Beribadah kepada Allah

“Bagi tiap-tiap umat telah Kami tetapkan syariat tertentu yang mereka lakukan, maka janganlah sekali-kali mereka membantah kamu dalam urusan (syariat) ini dan serulah (mereka) kepada Rabbmu. Sesungguhnya kamu (Muhammad) benar-benar beradapada petunjuk jalan yang lurus. “ (Qs. 2: 67 )

Maknanya, ada suatu kewajiban bagi setiap manusia yang telah menyatakan dirinya sebagai Muslim, untuk menepati sistem peribadahan kepada Allah menurut apa yang diajarkan Muhammad Rasulullah. Sistem ibadah dimaksud di sini mengarah kepada lima kewajiban pokok, yaitu syahadatain, menegakkan sholat, mendatangkan zakat, shoum pada bulan Ramadhan, dan berhaji bagi yang mampu. Kelima hal ini dalam bahasa Al Hadits dinyatakan sebagai Arkanun Islam (pembinaan keislaman).
Di sini dapat dipahami bersama bahwa hanya Muhammad Rasulullah sosok manusia yang mendapat izin dalam menjelaskan dan mencontohkan cara beribadah kepada Allah melalui hadits-haditsnya yang shahih. Tidak ada seorang manusia pun selain Nabi Muhammad SAW yang berhak mengeluarkan pendapatnya mengenai cara beribadah kepada Allah, meskipun seorang imam ataupun ulama terpandang, kecuali ia mengutipnya dari Al Qur-an dan Al Hadits yang shahih.
Dengan melihat lafadz sholat, zakat, shoum dan berhaji, di dalam Al Qur-an yang berkedudukan mujmal (ringkas). Artinya, perintah-perintah tersebut baru dapat difahami secara sempurna dan dilaksanakan secara benar setelah mempelajari keterangan dari Rasulullah Muhammad SAW. Hal ini dikarenakan Allah telah menetapkan rasul-Nya sebagai penjelas dan contoh praktik dalam beribadah. Oleh karena itu, satu ciri dari hadits yang shahih adalah matan atau isinya tidak pernah bertentangan dengan ayat-ayat Al Qur-an.
“Dan Tiadalah yang diucapkannya itu menurut kemauan hawa nafsunya. ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).”  (Qs. An Najm:4 )
Jika dalam praktik beribadah ini tidak merujuk kepada petunjuk Al Qur-an dan Hadits shahih bahkan mengambil dari hadits lemah (dho’if) apalagi palsu berarti telah berbuat bid'ah. Sedangkan setiap bid'ah dalam beribadah adalah sesat dan terancam dengan Neraka.

2. Amanah berupa Sistem Hukum bagi Umat Manusia


“Kemudian Kami jadikan engkau (Muhammad) berada di atas suatu syariat (peraturan) dari urusan (Ad Din itu), maka ikutilah syariat itu dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui. “ (Qs. 45:18 )

Allah Subhanahu wa Ta'ala menjadikan Rasulullah berikut umatnya wajib untuk berada dalam “rel syari’at-Nya” dalam mengatur pola interaksi kehidupan, yaitu berlandaskan wahyu, bukan atas dasar nafsu, filsafat, dan logika manusia. Apabila diterapkan sistem hukum illahiyah, Allah jamin akan membawa bermacam kemakmuran dan kebahagian hidup bagi manusia itu sendiri. Sebaliknya, bila diabaikan perintah ini bahkan mengambil sistem hukum jahiliyah pasti akan membawa malapetaka, perpecahan, permusuhan dan kesengsaraan yang tidak mampu diatasi manusia manapun.
Analisis Hukum
Sebagaimana yang telah sama dipahami, Al Qur-an adalah wahyu dari Allah yang mempunyai ketetapan hukum mutlaq dan kedudukannya pada rutbah tertinggi (Qs. 39:23). Maka kedudukan Hadits Rasulullah adalah berada pada rutbah kedua setelah Al Qur-an. Betapapun tingginya derajat Hadits tersebut, keberadaannya tidak mungkin dapat melemahkan atau mengubah ketetapan hukum Al Qur-an karena kedudukannya menjelaskan Al Qur-an dan bukan mengada-ada.
Diterangkan dalam Qur-an surah al Maidah ayat 67 sebagai berikut :

“Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Robbmu, dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanatNya. Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir”.

Mengambil satu sisi dari maksud ayat di atas, yaitu perihal cara mencari ketetapan hukum dalam Islam,  Rasulullah telah menerangkan, anatara lain:
a. Hadits Shohih riwayat Thobrani dari jalan Abi Huroiroh, Rasulullah SAW bersabda :

Rasul bersabda: “Aturan hukum (Sunnah) itu ada dua macam; sunnah dalam hukum fardlu dan sunnah dalam hukum bukan fardlu, maka sunnah yang di dalam hukum fardlu itu sumbernya dalam Al Qur-an. Pengambilannya adalah petunjuk dan meninggalkannya hukumnya sesat. Sunnah yang sumber asalnya bukan dalam Kitabullah Ta'ala. Pengambilannya fadhillah (keutamaan) dan meninggalkannya tidak dipandang salah.” 

Penilaian : Adz Dzukhri dan Al Hakim menilai kedua hadits tersebut shohih dengan syarat Muslim. Ulama Ahli Hadits menilai sanadnya tsiqah dan matannya shohih.

b. Hadits Shohih riwayat Muslim dan Ahmad melalui jalan `Aisyah, Rasulullah bersabda :

“Bagaimana keadaan seseorang yang telah sampai kepada mereka dariku perkara yang aku beri kemurahan padanya, maka mereka membenci dan menjauhi darinya. Maka Demi Allah! Niscaya aku lebih tahu dengan urusan Allah dari mereka dan aku lebih sangat bertaqwa kepadaNya daripada mereka.”

Pembahasan
Analsis berdasarkan matan hadits tersebut, dapat dipahami bahwa dalam memahami keterangan dari Hadits Rasulullah saw, harus ditelusuri secara rinci tentang matan Hadits tersebut, yaitu :
1. Di antara rincian matan sebuah Hadits harus dapat mengamati nashnya dari Al Qur-a. Apabila ternyata secara utuh menjelaskan sesuatu yang memang ada tersebut dalam ayat Al Qur-an, hukumnya mutlaq, apakah itu dalam bentuk perintah atau larangan.
2. Apabila matan Hadits memuat beberapa rincian dan ternyata diantara rincian itu ada petunjuknya dalam Al Qur-an maka jelas dihukumkan Mutlaq sedangkan rincian lain yang tidak berdasar ayat langsung dari Al Qur-an maka berarti fadlilah  atau keutamaan.
3. Apabila matan Hadits itu berupa larangan atau perintah, tetapi nashnya dalam Al Qur-an tidak ada, maka dihukumkan Muqoyad. Karena pada dasarnya Rasulullah itu menjelaskan Al Qur-an berdasarkan wahyu dari Allah sebagaimana tercantum didalam Al Qur-an surah An Najm ayat 3 dan ayat 4.
4. Apabila dihadapkan dua pilihan dan keduanya adalah kemungkinan dalam bentuk perintah dan mungkin dalam bentuk larangan, sedangkan keduanya adalah sama-sama benar,  Al Qur-an memerintahkan mana yang paling mudah, sebagaimana petunjuk :

  • Dalam surah al Hajj ayat 78 bahwa Ad Din itu telah Allah tetapkan tidak ada kesempitan, tetapi justru bermuatan petunjuk yang menjelaskan tentang berbagai kemudahan dalam cara mengikuti petunjuk bagi menepati perintah Islam.
  • Dalam surah al Baqoroh ayat 185,  Allah menghendaki kemudahan dan bukan kesempitan.
  • Dalam Hadits Shohih riwayat Ahmad, Al Bukhori, Thobrani dari jalan Muhjan bin Al Adro; riwayat Thobrani dari jalan `Imron bin Khushain; riwayat Thobrani, Ibnu `Adi dan Adl Dliya dari jalan Anas; dan juga ditakhrijkan oleh Imam As Suyuthi dalam Al Jami' jilid II halaman 10.
Untuk diketahui, sesungguhnya dalam diri Rasulullah SAW itu secara keseluruhan merupakan wujud dari pengamalan Al Qur-an atau sosok Al Qur-an. Kemudian Rasulullah pula yang menerangkan tentang rincian hukum-hukumnya dengan tidak mungkin dia akan bertentangan atau berselisih dengan wahyu  Allah.

Rapat Pleno Pengurus Pusat


“ Berdasarkan firman Allah di dalam Surat Al Mulk ayat 2 menyatakan bahwa pentingnya memacu diri sebagai seorang Muslim. Seiring waktu dipacu pula untuk berprestasi di hadapan Allah SWT, terutama dalam mengemban amanah Islam secara berjama’ah dalam wadah, serta melalui proses mawas diri (Qs. 59:18). Selanjutnya memenuhi kaidah shoffan (Qs. 61:4), dan bermusyawarah di dalam jama’ah (Qs. 4:59) 
guna membangun Tandhim (Qs. 3:104) dengan petunjuk Allah (Qs. 2:248-249) menuju janji Allah SWT: 
tegaknya Daulah Islam mendunia (Qs. 9:33).” 

Begitulah ringkasan kultum yang disampaikan Ustadz Noviandi dalam acara pembukaan Musyawarah Pleno Yayasan Akuis Pusat pada hari Sabtu 30 Maret 2013 bertempat di gedung Auditorium YAP Km. 14 Sukajadi.
Acara yang berlangsung dari pukul 10.00 WIB beragendakan penyampaian laporan-laporan dari pengurus dan ketua bidang-bidang YAP serta penetapan program 2013/2014. Ust. Rizal Yandi selaku moderator acara membuka jalannya musyawarah, dilanjutkan tausiyah dari Ustadz Noviandi, dan kata sambutan dari ketua umum YAP Ustadz Wahadi. Musyawarah dilanjutkan dengan laporan keuangan oleh Ustadz Sutarja dan laporan dari ketua bidang-bidang yang menyampaikan tugas dan program yang telah terealisasi dan program yang menjadi rencana ke depan.
Ada beberapa program yang telah terealisasi diantaranya pembangunan Mess Ulama, Perpustakaan (Al Maktabah), pengadaan Security Yayasan Pusat, Situs akuis.blogpot.com dan akuis.net serta penerbitan Buletin eL-Muqoffa. Adapun rencana program tahun ini yaitu melanjutkan pembangunan Mess Putri lantai kedua dan ketiga, dan penerbitan kitab Tafsir Al Fatihah jilid I (ayat 1-4).
Tepat waktu dzuhur musyawarah diskors dengan sesi “ishoma” selama satu jam. Musyawarah dilanjutkan  dengan pembahasan yang dipimpin oleh Ustadz Arbani. Setelah itu pengarahan dari Pembina Yayasan Akuis Ustadz  Muhammad Bardan Kindarto yang berisi, antara lain :

  • Hakikat pembangunan di Akuis bukan membangun hanya Akuis tapi membangun  dunia masa mendatang.
  • Program yayasan dakwah dan pendidikan adalah program seluruh jamaah, bukan hanya milik dan tanggung jawab pengurus.
  • Sekretaris harus menampilkan inventaris yayasan agar dapat diketahui pengurus dan jama’ah. Hal ini dapat memicu gairah/semangat dalam berjuang dan berkorban.
  • Berdasarkan Al Qur-an surat Al Hujurot ayat 17, jangan pernah merasa berjasa.
  • Berdasarkan Al Qur-an surat Muhammad ayat 31, jihad, shabar, dan khabar sebagai ujian kadar “keimanan” kepada Allah SWT, untuk menggapai berita Rasul, dalam hadits shahih, “Ada tujuh puluh ribu manusia yang bergandeng tangan masuk jannah tanpa hisab.”
  • Menjaga keutuhan dalam berjama’ah, menjadi sangat penting, karena sekian lama perjalanan kepengurusan telah dijaga Allah dari Munafiq, Fasiq, dan orang yang kotor hati dan merasa suci.

Musyawarah Pleno Yayasan Akuis Pusat berakhir pada pukul 15.30 yang ditutup oleh moderator acara Ustadz  Rizal Yandi. Mudah-mudahan Allah SWT memberikan kekuatan dan kemudahan dalam mengemban amanah program ke depan.-

ki-ka : Ustadz Rizal Yandi (Sekum), Ustadz Muhd. Bardan Kindarto (Pembina),
Ustadz Wahadi (Ketum), Ustazd Arbani (Ketua I), Ustadz Sutarja (Bendum).


Rabu, 03 April 2013

Launching Buletin eL-Muqoffa


Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, dan semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya pada kita semua. Shalawat serta salam kita tujukan kepada Rosulullah Muhammad SAW, para sahabat dan kepada orang-orang yang ber-ittiba’ kepadanya.
Mengingat bahwa pemahaman yang benar tentang Al-Qur’an dan As-Sunnah adalah hak setiap umat kemudian dipacu dengan  kegiatan-kegiatan di Yayasan Akuis, baik itu kepesantrenan, pengkajian dan sosialisasi Mudzakarah Ulama Sedunia maka disusunlah buletin ini. Tujuannya sebagai media informasi komunikasi jama’ah khususnya baik di pusat, cabang maupun di kantong-kantong pengkajian dan syiar Islam dan salah satu sarana pembelajaran secara benar menurut Kitabullah dan Hadits Shahih.

Dalam penyusunan dan penulisan buletin ini tentu masih perlu banyak  perbaikan-perbaikan maka kami mengharapkan saran, tanggapan dan dukungan dari pembaca sekalian. Semoga dengan hadirnya buletin ini dapat kita manfaatkan bersama-sama dan menambah khazanah pengetahuan dan pemahaman tentang Ad-Dinul Islam.

Launching Buletin eL-Muqoffa edisi perdana pada Kaderisasi Mubaligh Sunnah Jum'at malam tanggal 10 Jumadil Awal 1434 / 22 Maret 2013. Ketua Bidang Jurnalistik Ustadz M. Syamsi Mawardi menyampaikan laporan penerbitan buletin ini akan rutin setiap awal bulan hiriyah dan dibagikan kepada seluruh jamaah. Dukungan baik moril maupun materil diharapkan dapat membuat bulettin ini lebih baik dari waktu ke waktunya, mengingat buletin dibagikan kepada seluruh jamaah secara free dan tidak dijual. Infaq dari jamaah dapat langsung disampaikan kepada Bapak Salman Ayang sebagai Ketua Bidang Infaq Yayasan AKUIS Pusat.-

Dapur Redaksi
Bidang Jurnalistik Yayasan AKUIS Pusat l Ketua Bidang: M. Syamsi Mawardi l Koordinator Web-Internet: Slamet Sumarno l Anggota: AndiKurniawan, Iwan Ansyari, Rahmat l Koordinator Penerbitan Kitab:  Nover Regen l Koordinator Bulettin :  Bambang Riyanto l Redaktur Ahli: Daulay, Daniftal, Syaiful Harun l Pimpinan Redaksi: Jaka Imanuddin l Redaktur: Agus Sulaiman, Fauziah, Nurhayati, Harbiyatul Muthmainnah l Reporter: Luqman, Baheramsyah, Wahyuni Aulianisa l Dokumentasi & Publikasi: Amira Fathona, Putri Barkah l Produksi: Ismail Dalimunthe, Handoko l Keuangan: Salman Ayang, Agustian.- 

Mess Ulama

Mess Ulama merupakan gedung yang dipersiapkan untuk tamu Yayasan dan Ma'had el Islamiy 'Aqu-lu eL Muqoffa dan merupakan persiapan sebagai Mess Ulama menuju persiapan Mudzakarah Ulama Sedunia tahun 1437 H/ 2016 yang akan datang.



Prosesi Serah Terima
Jum’at, 8 februari 2013 Mess Ulama resmi dan telah siap digunakan dan Koordinator Khusus Pembangunan YAP Ust. M. Munawar secara resmi telah menyerahkan kunci Mess Ulama kepada Pengurus Yayasan Akuis Pusat Palembang. Selanjutnya Ketua Yayasan AKUIS Pusat Ust. Wahadi menyerahkan kunci gedung kepada Ketua Panitia Persiapan Mudzakarah Ust.Arbani untuk selanjutnya dimanfaatkan  oleh Ketua Bidang Koordinator Akomodasi Ust. Didin Zainuddin untuk persiapan kegiatan-kegiatan menuju Mudzakarah Ulama 2016.

Ustadz Wahadi (Ketua Umum YAP) menyerahkan Mess Ulama secara simbolik kepada Ketua Panitia Persiapan Mudzakarah Ulama Ustadz Arbani As Semuntuli

Ustadz Arbani As Semuntuli menyerahkan kunci Mess Ulama kepada Koordinator Akomodasi Ustadz Didin Zainuddin

Ustadz M. Munawar (Koordinator Pembangunan) melaporkan selesainya Mess Ulama pada kesempatan Kaderisasi Muballigh Sunnah hari Jum’at, 8 februari 2013


Tanya Jawab Mudzakarah Ulama


Sehubungan dengan Silaturahim ke-1 DP3MU yang telah diadakan di Yayasan AKUIS Pusat, apakah yang menjadi tujuan Dewan Perancang Panitia Persiapan Mudzakarah Ulama menggelar Mudzakarah Ulama 2016 yang akan datang ?

Jawab :
Yang Menjadi tujuan adalah berkumpul para Ulama dalam kategori Ulu Baqiyah Qs.11:116 dengan tanpa membedakan firqoh dalam Islam Qs.6:159 untuk bermudzakarah sehingga mencapai keabsahan keberadaan Ahlul Halli Wal Aqdi Qs.2:208 kemudian menetapkan “Sesepuh Sementara” sebagaimana Ibrahim a.s. ditetapkan sebagai Imam atas umat manusia Qs.2:124. Inilah yang disebut Imamul A’dhom yang bertindak sebagai sesepuh tanpa hak prerogratif karena derajatnya sama dengan seluruh Ahlul Halli Wal Aqdi, mereka semua adalah ulama ahli yang ditetapkan Allah sebagai “Utusan Kehormatan” Qs.19:85.


Bagaimana hubungan Mudzakarah Ulama dengan “Khilafah” ?

Jawab :
Khilafatul Muslimin adalah bukan menjadi target dalam pola gerakan tajdid, karena masalah tersebut berdasarkan antara lain QS.2:30; Qs.6:165; Qs.27:62; Qs.10:14; Qs.24:55 perkataan “Khalifah” adalah ketentuan Allah SWT, dan berdasarkan Qs.43:61 perihal perutusan Isa a.s. adalah merupakan pembatas bagi berakhirnya penurunan Nabi dan pembesar bani israil, kemudian menjadi bukti atas penurunan al Qur-an dan Rasul terakhir sebagaimana telah diberitakan dalam alkitab terdahulu dan dipahami oleh mereka. Maka dengan mengambil beberapa dalil tersebut berarti Khilafah adalah target harapan dan bukan tujuan, artinya bahwa disamping hal tersebut merupakan ketetapan dan kepastian Allah, maka memerlukan upaya dan pelaksanaan serta proses yang benar berdasarkan panduan al Qur-an dan al Hadits Shahih Qs.61:4, serta tiada dibenarkan tindak dan gerakan yang bersifat prematur Qs.49:1; Maka berarti bahwa Islam itu bukan membangun kekuasaan manusia atas manusia.-

Gotong Royong Di Tebing Tinggi Empat Lawang

Senin pagi 11 februari 2013 rombongan “Team Perlengkapan” berangkat dari Yayasan Akuis Pusat menuju Tebing menggunakan kereta api guna membantu penyelesaian melester dinding dan pembuatan tebeng layar gedung Auditorium Akuis Cabang Tebing. Rombongan beranggotakan 18 orang yang dipimpin oleh pimpinan rombongan Bpk. Nyono, serta didampingi oleh coordinator pembangunan Yayasan Akuis Bpk. Munawar dan Bpk Didin Zainudin.
Setibanya di tebing, rombongan menuju ke kediaman Ust. Dzakariyah yang menjadi sekretariat sementara Yayasan Akuis cabang Tebing Tinggi. Para jama'ah dan pengurus setempat telah menyiapkan acara penyambutan sekaligus silaturahim. Sampai tengah malam seusai acara rombongan-pun beristirahat.

Keesokan harinya, rombongan menuju lokasi pembangunan gedung Auditorium dengan luas 10 x 33 m dan tinggi 6 m, beralamat di Simpang Saung Naga Kikin Barat Lahat. Setibanya di lokasi rombongan langsung memulai kegiatan gotong royong yang dipimpin oleh Bpk. Suhardiman.
Kegiatan gotong royong yang berlangsung selama se-pekan dimulai dari pukul 08.00 pagi sampai 24.00 malam. Selama kegiatan berlangsung tak sedikit dari jama'ah sekitar ikut andil, mereka datang silih berganti hari demi hari.
 

Nabi Adam a.s.

Sebelum Adam as tercipta, Allah telah menciptakan alam semesta beserta isinya, setelah itu diciptakan malaikat dari cahaya dan jin dari api yang sangat panas, barulah Allah berkehendak menciptakan manusia pertama yaitu Adam, sebagaimana dijelaskan didalam Al-qur’an surah Al-baqarah Ayat 30. Dari dialog dalam ayat tersebut tampak bahwa malaikat mempunyai kekhawatiran dengan makhluk yang akan Allah ciptakan adalah mahluk yang akan membuat kerusakan di muka bumi dan menumpahkan darah dalam perselisihan. Kekhawatiran malaikat disebabkan karna pada masa sebelumnya Allah telah menciptakan makhluk dari bangsa jin yang mudah terhasut oleh bisikan syaiton sehingga mereka membuat kerusakan.

Nabi Adam diciptakan oleh Allah dari tanah liat yang kering dan lumpur hitam (Qs.15:26), kemudian dibentuk dengan bentuk yang sebaik-baiknya, setelah sempurna maka Allah meniupkan ruh kepadanya hingga dia menjadi hidup, hal ini ditegaskan oleh Allah di dalam firman-Nya: "yang memperindah segala sesuatu yang Dia ciptakan dan yang memulai penciptaan manusia dari tanah" (Qs.32:7). Di dalam sebuah Hadits Rasulullah saw bersabda :“Sesunguhnya manusia itu berasal dari Adam dan Adam itu (diciptakan) dari tanah”. (HR. Bukhari). Allah pun berkehendak menciptakan Hawa sebagai pendamping hidup Adam, yang pada dasarnya segala sesuatu yang diciptakan oleh Allah di dunia ini selalu dalam keadaan berpasang-pasangan, hal ini dijelaskan oleh Allah dalam salah satu firman-Nya :“Maha Suci Allah yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui” (Qs.36:36). Adapun proses kejadian penciptaan Hawa ini oleh Allah dijelaskan di dalam surat An Nisaa' ayat 1 yaitu :“Hai sekalian manusia, bertaqwalah kepada Allah yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya, dan daripada keduanya Allah memperkembang-biakkan laki-laki dan perempuan yang sangat banyak”.Kemudian Adam dan Hawa diizinkan oleh Allah untuk tinggal di jannah, tetapi jannah yang dihuni adam bukan jannah yang dijanjikan Allah untuk para mukmin, sebagaimana para mufassirin menjelaskan bahwa jannah yang dihuni nabi adam dan hawa adalah dataran tertinggi di bumi,lebih tepatnya di mount everest di daerah Nepal, karena jannah yang dijanjikan Allah itu adalah jannah yang tidak akan pernah ada larangannya, jannah yang tidak pernah dilihat, didengar, dan belum pernah dihuni oleh siapapun.

Di dalam Jannah, Allah memberikan karunia yang banyak sekali, semua yang di inginkan Adam dan Hawa tersedia disana, salah satunya berupa makanan yang banyak dan baik yang boleh dimakan oleh Adam dan Hawa, mereka boleh menikmati yang mana saja, kapan saja mereka suka, tetapi Allah melarang untuk mendekati sebuah pohon. Dari sekian banyak makanan dan pepohonan di jannah, hanya satu pohon yang tidak boleh didekati apalagi dimakan yaitu pohon/buah khuldi (Qs.2:35) (Qs.7:19). Ketika  Adam dan pasangannya sedang berjalan di kebun buah-buahan, iblis mempunyai kesempatan menjalankan sumpahnya untuk menyesatkan dan mengeluarkan Adam beserta Hawa dari jannah, iblis pun membisikkan kepada Adam  'wahai Adam, tampaknya kamu dan Isrtrimu sedang lapar dan haus? makanlah buah dihadapanmu itu, lihat warnanya begitu indah dan segar, baunya sangat harum tentu rasanya sangat lezat, namun iblis belum berhasil membujuk Adam,  Iblis mencoba lagi dengan membujuk Hawa. Iblis berkata 'hai Hawa mengapa Allah-mu tidak boleh memakan buah itu?, karena apabila buah itu dimakan maka akan menjadi malaikat dan kekal selamanya dijannah, demi Allah!(Qs.7:20-21), karena Hawa adalah seorang perempuan yang cenderung menggunakan perasaan sebagai dasar pemikiran sehingga membuatnya terpengaruh oleh bujukan iblis dan merayu Adam untuk memetik buah tersebut, sampai akhirnya Adam mendekati pohon itu dan memetik buahnya lalu mencicipinya, maka tampaklah aurat Adam dan Hawa, mulailah mereka menutupinya dengan dedaunan jannah. Lalu Allah menyeru kepada mereka berdua,'bukankah Aku telah melarang kalian untuk mendekati pohon itu(Qs.7:19) dan telah Ku katakan bahwa setan adalah musuh yang nyata bagi kalian berdua (Qs.20:117), sehingga Allah mengusir Adam dan Hawa dari surga untuk tinggal dibumi sampai batas waktu yang telah di tentukan (Qs.2:36) (Qs.20:123), kemudian Adam mengucapkan kalimat taubat karena telah terbujuk bisikan iblis sehingga melanggar aturan Allah, Allah yang Maha Pengampun menerima taubatnya (Qs.7:23), (Qs.2:37).
Maka tinggallah Adam dan Hawa dibumi, mereka diperintahkan untuk mengelola bumi sebagai  tempat mencari penghidupan, karena Allah telah menyediakan sumber daya alam untuk dikelola dan di manfaatkan seperlunya oleh manusia, disanalah manusia hidup dan mati (Qs.7:25). 

Maha Kuasa Allah memberikan keturunan kepada Nabi Adam as sampai saat ini sampai menjelang hari kiamat nanti,dan jelas pula bahwa keturunan Nabi adam yang berimanlah yang Allah pilih sebagai khalifah dan pewaris bumi Allah,sebagaimana yang telah dijelaskan pada Al-Qur'an surat Al-An'am ayat 165 “kholaif Al-Ardhi” dan pada Al-Quran surat Al-Anbiya' ayat 105 “orang-orang sholeh pewaris bumi”. Namun belum berhenti sampai disini sumpahnya iblis kepada Allah untuk menyesatkan Nabi Adam dan keturunannya, bahkan sampai hari kiamat nanti iblis akan tetap menjalankan misinya menyesatkan umat manusia. Maka dari itu manusia harus berhati-hati terhadap bisikan syaithon yang selalu mengintai setiap saat, tetapi Allah telah berjanji akan menyelamatkan dan memasukkan ke dalam jannah bagi yang mengikuti petunjuknya.QS.17:62-65