Berdasarkan QS.49:13 al hujurat; kita sesama manusia ciptaan
Allah dituntun untuk saling mengenal, berinteraksi sosial ~ social actions satu
sama lain, dan yang terbaik menurut Allah adalah yang paling TAQWA.
Dan Melalui QS.67:2 at taghobun; bahwa ujian bagi manusia
untuk mengetahui siapa yang Terbaik amalnya disisi Allah SWT;
maka TAQWA yang dimaksudkan manusia sebagai makhluk social yang mampu menggelar
amalan sholih dimulai dari dirinya, kelompoknya, sampai kepada tingkat mendunia
~ untuk seluruh ummat manusia, karena itu sangat diperlukan wadah untuk
melaksanakan tahapan-tahapan tersebut;
1). QS. 30:21 ar Rum;
dimulai dari setiap diri (pribadi laki-laki) mewujudkan Wadah Rumah Tangga
untuk menggelar Mawaddah wa Rahmah sebagai jalinan cinta kasih sayang bersama
istri dan keturunannya, oleh karena itu dituntut kepada setiap laki-laki untuk
menikah dan membangun kehidupan rumah tangga sebagai bukti sunnah Rasulullah
saw.
2). QS. 42:23 as Syura; dimaksudkan
pribadi-pribadi dalam rumah tangga tadi bersama-sama membangun wadah untuk
membangun kehidupan berkelompok yang dikenalkan rasul dengan “berjama’ah”
sebagaimana tuntunan QS.3:104 ali imraan, yang selanjutnya akan terbangun
Mawaddah fil qurbah sebagai cinta kasih dalam kekerabatan yang menembus batas persaudaraan sedarah dan sedaerah, yaitu persaudaraan se-aqidah persaudaraan yang haqiqi. (QS.49:10 al Hujurat, QS.9:11 at Taubah). Sehingga wadah yang
dibangun bersama dalam kehidupan berjamaah itu sebagai wadah untuk ber’amal
shalih mengangkat bobot Islam kepermukaan pandangan ummat manusia.
3). QS. 5:85 al Ma’idah; bahwa Allah akan
menepati janjiNya untuk mereka yang TAQWA akan dikumpulkannya, yaitu para ‘Ulama
(QS:35:28 fathir) untuk bersama-sama sebagai Ahlul Halli wal Aqdi (yang mampu
merangkai dan memutuskan permasalahan) menuju janji Allah tegaknya Daulah Islam
dalam janji kekhalifaan untuk seluruh umat manusia (QS.24:55 an nuur). Oleh
karena itu kita sebagai pribadi ataupun kelompok/jama’ah dituntut bersama-sama
dalam satu wadah menuju janji Allah tersebut, meski dalam jumlah tidak bernilai
dimata manusia (QS.11:116 Hud). Perwujudan wadah untuk berinteraksi social dalam
tingkat mendunia ini sebagaiman kisah nabi Nuh as pada mula menggelar syari’at
untuk ummat manusia dan dipandang aneh
dan asing oleh manusia (QS.11:37-38).
Demikianlah prestasi “TAQWA” yang semestinya dijalani setiap pribadi muslim yang
menginginkannya karena hanya Allah dan diri kita saja yang mengetahui batas
kemampuan kita masing-masing (QS.64:16 at Taghobun), tetapi Allah memberikan “warning”
bahwasanya “Muttaqin” itu diantara cirinya
tidak akan pernah berhenti dalam mencapai cita-cita tersebut dengan harta dan
dirinya (QS.9:44 at Taubah),-
@Jum'at, 12 Jumadilakhir 1433 H / 4 Mei 2012
0 komentar:
Posting Komentar