SEJARAH BERDIRINYA YAYASAN AKUIS
Diawali dari
proses kajian sehingga melahirkan pemikiran bahwa dakwah Islam harus diketahui
oleh ummat dengan menggunakan management yang teratur yang akhirnya sampai pada
titik keinginan untuk mendirikan sebuah Yayasan dengan harapan bahwa wadah dalam bentuk Yayasan ini akan memudahkan
dalam memola umat, lalu pemikiran ini ditindak lanjuti dengan bincang-bincang di
rumah Bapak Abd. Rozak antara Ustadz Muhammad Bardan Kindarto dengan Ust. Abdul
Rozak (alm.) dan 5 atau 6 orang cikal bakal Pengurus Yayasan, dalam pertemuan tersebut
hanya disepakati masalah pendirian Yayasan, kemudian pada pertemuan kedua baru
diusulkan namanya yaitu AKUI lalu disempurnakan oleh
Ustadz Muhammad Bardan Kindarto dan disepakati nama Yayasannya, yaitu AKUIS,
selanjutnya pada pertemuan ketiga disepakati untuk menguatkan keberadaan
Yayasan ke Notaris dan disepakatilah susunan pengurus Yayasan dan diutuslah
Bapak Abdul Rozak, Bapak Mat Lasan, Bapak Sukarta Nasim, Bapak Juliar Rasyid, Bapak
Soeprapto untuk mengurusnya ke Notaris, setelah Akte Notaris diperoleh lalu
disusunlah Progam Pembinaan Manajemen selama satu tahun dengan Pembina tunggal
yaitu Bapak Ust. Muhammad Bardan Kindarto yang dihadiri oleh Calon Pengurus
yaitu diantaranya Bapak Dalimunthe, Ibu Syarifah, Ibu Nawa. System pembinaannya
dengan memakai lembaran tertulis persemester isinya berupa manajemen dalam
berbagai aspek yang diperlukan dalam menjalankan Yayasan nantinya. Pada tahun 1990
bulan Oktober mendapat wakaf tanah dari Bapak
H. Zaini yang punya percetakan Mercusuar dari Padang Surai Taji, lalu pada akhir
Oktober 1990 diusulkan tanah wakaf tersebut didirikan Pesantren tapi dak
disetujui karena dikhawatirkan akan mempunyai kesan bahwa yayasan yang bersifat
komersiil kemudian diusulkan membuat Auditorium terlebih dahulu untuk
mengumpulkan masyarakat, setelah berjalan sekian lama yaitu pada bulan Oktober
1992 baru selesai pembangunan Auditorium.
Setelah pembangunan auditorium selesai barulah diadakan Pengajian perdana hari Ahad
yang dihadiri oleh jama’ah dari berbagai tempat termasuk Lemabang, pada waktu
itu bangunan yang ada baru auditorium dan masih dikelilingi semak belukar, kemudian
setelah itu baru dibuat bangunan rumah yang rencananya untuk didiami oleh
Pembina Yayasan yaitu Ustadz Muhammad Bardan Kindarto, namun kebijaksanaan dari
pengurus yayasan ini ditolak, beliau tidak mau mengambil keuntungan pribadi
karena diberi fasilitas berupa rumah dan juga malu dihadapan Allah SWT, lebih
kurang 10 hari kemudian pengurus yayasan kembali mendatangi Ust. Muhammad
Bardan Kindarto dan menyarankan agar beliau menempati rumah yang sudah
disiapkan tadi tapi bukan atas kepemilikan melainkan hanya sebagai hak pakai
sebagai Pembina hal ini disetujuinya, pada tahun 1993 Pembina Yayasan menempati
rumah yang baru dan dalam perjalanan nantinya rumah tersebut dijadikan Taman
Kanak-Kanak Al Muqoffa sekarang, selanjutnya
dibangun mess Putra, kemudian baru dibangun kantin yang sekarang menjadi mess
putri, sesudah itu baru dibangun masjid. Tahun 1995 diadakan rapat untuk membuat
komplek dan membeli tanah lalu dimulailah pembangunan komplek 27 Rajab Jum’at pertama kali, lalu didirikan
madrasah 1996, kemudian dibuatlah program
Pendidikan Pinterm (Pondok Intelektual Remaja Muslim) dengan siswa-siswa
angkatan pertamanya seperti Rizal Yandi, Arbani,Tabrani, Buyung, Budiman, pada
tahun 1997 disusul angkatan kedua yaitu Endang(alm), Aidil Fitri, Trisida
(almh), Eko Saputra, Adi Dalimunthe, Ikin Sorikin, A. Daulay, Ana, Herman
sedangkan angkatan ketiga Budi Sartomo,
Andi Kurniawan, Wagio. Adapun materi yang diberikan kepada siswa-siswa antara
lain : Ilmu Quran, Ilmu Hadits, Tata Dakwah, Ilmu Jiwa, Ilmu Psikologi, Bahasa
Arab, Bahasa Inggris, dan Management. Pada akhir tahun1998 baru terbangun rumah
pribadi Pembina yang sekarang, selain itu juga sudah rumah Bapak Salman, dan Bapak
Nuh.
Setelah program pendidikan Pinterm berakhir, dilaksanakanlah Program Pesantren Ramadhan selama 25 hari, program ini berjalan beberapa kali bulan romadhan, yang diantara pesertanya ada yang berasal dari luar sumatera selatan.
Setelah program pendidikan Pinterm berakhir, dilaksanakanlah Program Pesantren Ramadhan selama 25 hari, program ini berjalan beberapa kali bulan romadhan, yang diantara pesertanya ada yang berasal dari luar sumatera selatan.